- 404 ASN Selayar Ikuti Uji Kompetensi Melalui Profiling ASN
- Momentum HGN 2025, Wabup Muhtar Ajak Guru Selayar Terus Berinovasi
- Satu-Satunya dari Kepulauan, UPT SDN Labuang Mangatti Wakili Pasimasunggu pada Lomba Cerdas Cermat Tingkat Kabupaten
- Bupati Natsir Ali Hadir dan Apresiasi Terobosan Pidana Kerja Sosial di Sulsel
- Bupati Natsir Ali Pimpin Rakor Terpadu Sektor Unggulan Pembangunan Daerah, Tekankan Empat Point Penting
- Bupati Natsir Ali Lantik Andi Abdurrahman Sebagai Penjabat Sekretaris Daerah
- Terima Penghargaan dari Gubernur Sulsel pada Peringatan HKN 2025, Bupati Natsir Ali Terima Kasih Pada Tenaga Kesehatan
- Rakor Pengawasan Iklan Pangan: Dinkes Selayar Fokus Tingkatkan Keamanan Konsumen
- Buka Pelatihan Koperasi Merah Putih, Sekda Selayar Dorong Pengurus KDKMP Berpikir Global dan Visioner
- Bupati Selayar Tutup Resmi Dandim Cup 2025, Tabang Putra Juarai Turnamen
Momentum HGN 2025, Wabup Muhtar Ajak Guru Selayar Terus Berinovasi

KEPULAUAN SELAYAR— PGRI Kabupaten Kepulauan Selayar menggelar upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan Hari Ulang Tahun ke-80 PGRI di Lapangan Pemuda Benteng, Selasa (25/11/2025).

Upacara dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Kepulauan Selayar, Muhtar, M.M, yang bertindak sebagai inspektur upacara sekaligus membacakan sambutan seragam Ketua Umum Pengurus Besar PGRI.
Baca Lainnya :
- Aisyiah Panjang Umur Karena Toleran Pada Pikiran Baru0
- Asisten Pemerintahan dan Kesra Kepulauan Selayar Hadiri Malam Taaruf dan Pelantikan Dewan Hakim STQH XXIII0
- Wabup Kep. Selayar Sambut Kunjungan Anggota DPR RI Ashabul Kahfi0
- Wabup Selayar Pimpin Rapat Finalisasi Penerimaan Kunjungan Baksos Kemensos RI0
- Tidak Bawa KTP, Puluhan Warga Terjaring Operasi Yustisi 0
Kegiatan ini dihadiri sekretaris Daerah, Pimpinan OPD, ribuan guru, tenaga kependidikan, pengurus PGRI, serta undangan dari berbagai instansi pemerintah dan lembaga pendidikan.
Dalam sambutannya, Wabup menegaskan bahwa peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-80 PGRI merupakan momentum penting untuk mengenang sejarah panjang organisasi guru tertua di Indonesia. PGRI berdiri pada 25 November 1945, seratus hari setelah Indonesia merdeka, dengan semangat persatuan dan tekad menjaga kedaulatan bangsa melalui pendidikan.
“Para pendiri PGRI telah berikrar bahwa guru Indonesia harus bersatu dalam satu organisasi, mendidik, dan menjaga kedaulatan Republik Indonesia. Semangat ini terus kita kobarkan hingga hari ini,” demikian isi sambutan yang dibacakan Wakil Bupati.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas penetapan 25 November sebagai Hari Guru Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994—sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para guru Indonesia.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan dan transformasi digital, PGRI mengajak seluruh guru untuk terus meningkatkan kompetensi dan beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Guru Indonesia harus memiliki pola pikir bertumbuh, siap berinovasi, berkolaborasi, dan belajar sepanjang hayat,” demikian pesan yang dibacakan Wabup Muhtar.
PGRI juga menyinggung berbagai tantangan yang masih dihadapi tenaga pendidik, terutama terkait kesejahteraan, sertifikasi, serta perlindungan hukum. Maraknya kasus kriminalisasi guru menjadi perhatian serius PGRI, yang mendorong pemerintah dan DPR agar memasukkan norma perlindungan guru dalam Rancangan Undang-undang Sisdiknas yang sedang dibahas.
Selain itu, Ketua Umum PB PGRI memberikan apresiasi terhadap arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menempatkan peningkatan kualitas pendidikan sebagai salah satu prioritas nasional.
PGRI menekankan pentingnya pelayanan organisasi yang inklusif, adaptif terhadap perubahan, serta kemitraan strategis dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah.
Di akhir sambutan, Wabup Muhtar menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan di negeri ini.
“Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian tanpa kenal lelah dari semua guru di seluruh nusantara. Semoga pengabdian para guru menjadi suluh penerang bangsa dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Upacara ditutup dengan yel-yel penuh semangat:
“Hidup Guru! Hidup PGRI! Solidaritas, Yes! Siapa Kita? Indonesia!” (HUMAS-IC)
_










.jpeg)