- Kado Kemerdekaan, Pemkab Selayar Raih Penghargaan Ekonomi Biru dari Gubernur Sulawesi Selatan
- IDI Selayar Bergerak ke Desa, Wabup Muhtar Harap Jadi Program Berkelanjutan
- Kemenag Selayar Gelar Jalan Santai Merdeka, Bupati Natsir Ali Ajak Warga Jaga Persaudaraan
- Bupati Natsir Ali Ajak Masyarakat Bersatu Bangun Daerah di Resepsi Kenegaraan HUT ke-80 RI
- Langit Mendung Tak Surutkan Khidmat Upacara Penurunan Bendera di Selayar
- Wabup Muhtar Pimpin Upacara Penurunan Bendera Merah Putih HUT ke-80 RI di Selayar, Mengaku Bangga Paskibraka Sukses Jalankan Tugas
- TNI-Polri Tampilkan Kolone Senapan pada HUT ke-80 RI di Selayar
- Sukses Tunaikan Amanah Negara, Orang Tua Paskibraka Selayar Terharu di HUT ke-80 RI
- Wabup Muhtar Serahkan Remisi 17 Agustus kepada Warga Binaan Rutan Selayar
- Bupati Natsir Ali Pimpin Upacara Detik-Detik Proklamasi HUT ke-80 RI di Selayar, Momentum Kemerdekaan Harus Jadi Energi Membangun Daerah
Sekda Marjani Sultan, Shalat id bersama warga di Lapangan Pemuda Benteng

Kepulauan Selayar - Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, Marjani Sultan bersama para Asisten Setda dan sejumlah pejabat lainnya Shalat idul Adha bersama warga di Lapangan Pemuda Benteng, Selasa 20/7/2021.
Terpantau shalat id dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, sebelum memasuk area shaf masyarakat dianjurkan mencuci tangan kemudian menggunakan hand sanitiser yang telah disiapkan oleh panitia.
Shalat idul adha 10 Dzulhijah 1442 Hijriyah kali ini dipimpin oleh seorang iman yang berasal dari Gaza Palestina, Syek Muhammad Al Ghuo, sementara Khatib oleh Asisten Kesra Setda H. Arfan Arief yang juga selaku Ketua Dewan Mesjid Indonesia Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam khutbahnya yang berjudul "Ikhlaslah, maka berkorban menjadi lebih ringan dan Allah pun ridho" H. Arfan menekankan pentingnya mewarisi nilai dan semangat berkorban yang telah ditunjukkan oleh keluarga Nabi Ibrahim Alaihi salam, istrinya Hajar dan Putranya Ismail.
"Inilah konsepsi lailahaillallah dalam kehidupan berkeluarga, semua berkorban dengan dasar ketulusan tanpa pamrih" ucapnya
Hal ini menjadi lebih bermakna manakala dikaitkan dengan bencana yang saat ini menimpa dunia, termasuk daerah Kepulauan Selayar. Corona telah melululantahkan tatanan kehidupan dunia.
"Mekkah sepi, Madinah Sunyi, Ka'bah dipagari, Mesjid ditutup, Salaman dihindari," ucapnya lagi
Ketika Corona datang, lanjut H. Arfan kita dipaksa mencari tuhan bukan hanya ditembok ka'bah, di mesjid, di mimbar khutbah, bukan pada shalat jamaah, bukan dengan jabat tangan, melainkan pada keterisolasian kita.
Corona mengajari kita bahwa itu bukan melulu pada keramaian, bukan melulu pada syariat, tuhan itu ada pada jalan keterputusan kita dengan dunia yang berpenyakit. "Corona memurnikan agama, bahwa tak ada yang boleh tersisa kecuali tuhan itu sendiri" kuncinya (Kominfo-IC)










.jpeg)